Nama Buku : Umar bin Abdul Aziz
Ukuran/Hal : 16 x 24.5 cm / 625 halaman
Berat: 1000 gram
Penulis: Dr. Ali Muhammad Ash Shallabi
Penerbit: Penerbit Darul Haq
Harga : Rp 120.000 ,- –> Rp 108.000
Anda Hemat: Rp 12.000,-
Pesan via Whatsapp/Telpon
Sinopsis Buku Umar bin Abdul Aziz – Dr. Ali Muhammad Ash Shallabi – Penerbit Darul Haq
Hebatnya pencapaian Umar bin Abdul Aziz dalam mengelola negara berawal dari kesungguhannya menuntut ilmu, ditopang oleh orientasi yang lurus kepada Allah, dan jerih payah tiada kenal lelah. Dari pengabdian yang penuh dedikasi inilah, lahir negara yang adil yang terwujud dalam bentuk: Menegakkan prinsip syura (musyawarah), menegakkan keadilan, mengikis segala bentuk kezhaliman, bahkan memakzulkan para gubernur yang diketahui bertindak zhalim, menghapuskan tindak semena-mena terhadap masyarakat kecil bahkan terhadap kafir dzimmi sekalipun.
Reformasi Umar menyeluruh segala bidang: kehidupan keagamaan, politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Perekonomian misalnya, tegak di atas nilai-nilai kebenaran, keadilan dan penghapusan kezhaliman dalam segala sektor, meletakkan target-target ekonomi yang lriil, pembagian harta kekayaan yang masuk ke dalam kas negara secara adil, meningkatkan taraf ekonomi dan kemakmuran masyarakat, berikut langkah-langkah yang riil, seperti: Menyediakan iklim yang kondusif yang menunjang pertumbuhan ekonomi, membuka kebebasan ekonomi dalam skala luas, menetapkan regulasi perdagangan, kebijakan pertanian, dan menyediakan infrastruktur yang baik, sehingga semua orang dengan suka cita ikut terlibat dalam aktifitas ekonomi, bahkan lahan-lahan yang mati menjadi hidup. Hasilnya, masyarakat luas, Muslim dan non Muslim, hidup berkecukupan sampai tak ada orang yang mau menerima zakat dan sedekah.
Tonggak penting dalam negara yang dibangun Umar adalah: Pertama, berdirinya pusat-pusat kajian ilmiah dan pendidikan, dan Kedua, orang-orang yang menjadi penasehat, Gubernur dan jabatannya adalah orang-orang yang jujur, amanah, shalih dan berilmu.
Kekhalifahan Umar ini adalah fakta sejarah di depan mata orang-orang yang senantiasa meneriakkan, “Negara yang berdiri di atas Syariat Islam sangat rentan didera berbagai masalah dan krisis, sangat beresiko hancur setiap saat, negara model begini hanyalah mimpi.” Padahal sejarah itu terus menantang dengan mengatakan, “Tunjukanlah bukti kebenaranmu, jika kamu adalah orang yang benar.” (Al-Baqarah: 111). Dan kekhalifahan Umar ini adalah bantahannya, dimana dengan dasar Syariat, keadilan menjadi tegak, hingga tidak ada tirani minoritas dan tidak ada minoritas yang tertindas.
Semua ini bermuara dari kepribadian Umar yang agung: Memiliki akidah yang lurus, rasa takutnya yang sangat kepada Allah ‘Azza wa Jalla, jujur, amanah, zuhud, wara’, tawadhu’, pribadi yang tenang, sifat pemaaf, lapang dada, sabar, tegas, adil, rendah hati, ulet dalam bekerja, dan menegakkan kebenaran dan keadilan tanpa pamrih.
Umar bin Abdul Aziz adalah contoh “Pemimpin yang Adil, Jujur, Amanah, dan Shalih”, “Ulama Pembaru Agama”, dan “Reformis Sosial” sejati.
Daftar Isi Buku Umar bin Abdul Aziz – Dr. Ali Muhammad Ash Shallabi – Penerbit Darul Haq
DAFTAR ISI
Daftar Isi V
Mukadimah 1
Pembahasan Pertama: Dari Kelahiran Sampai Kekhilafahannya 11
Pertama: Nama, Gelar, Kunyah dan Keluarganya 13
Kedua: Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Membentuk Kepribadian Umar bin Abdul Aziz 21
1. Kondisi Keluarga 21
2. Kecintaannya Terhadap Ilmu Sejak Dini dan Hafalannya Terhadap al-Qur’an al-Karim 22
3. Kondisi dan Realita Masyarakat 27
4. Umar bin Abdul Aziz Dididik di Bawah Asuhan Para Fuqaha’ dan Ulama Besar Madinah 27
Ketiga: Kedudukan Umar bin Abdul Aziz dari Sisi Keilmuan 31
Keempat: Umar bin Abdul Aziz di Zaman al-Walid bin Abdul Malik 33
1. Umar bin Abdul Aziz Sebagai Gubernur Madinah 35
2. Majelis Syura Umar bin Abdul Aziz adalah Majelis Fuqaha’ (Ulama-ulama Fikih) Madinah yang Berjumlah Sepuluh 36
3. Peristiwa yang Disayangkan Terjadi Selama Umar bin Abdul Aziz Menjadi Gubernur 38
4. Nasihat Muzahim, Mantan Sahaya Umar, Kepadanya 40
5. Antara Umar bin Abdul Aziz dengan al-Hajjaj di Zaman al-Walid 41
6. Umar bin Abdul Aziz Kembali ke Damaskus 42
7. Nasihat Umar Kepada al-Walid Agar Membatasi Wewenang Gubernurnya dalam Menetapkan Hukuman Mati 43
8. Pandangan Umar bin Abdul Aziz dalam Bermu’amalah dengan Sekte Khawarij 46
9. Nasihat Umar bin Abdul Aziz Kepada al-Walid Manakala Hendak Menyingkirkan Sulaiman bin Abdul Malik dan Mengangkat Anaknya Sebagai Putra Mahkota 47
Kelima: Umar bin Abdul Aziz di Zaman Sulaiman bin Abdul Malik 47
1. Sebab-sebab Sulaiman Mendekatkan Umar Kepadanya 48
2. Pengaruh Umar Terhadap Sulaiman dalam Mengeluarkan Keputusan-keputusan Perbaikan 48
3. Umar Mengingkari Sulaiman bin Abdul Malik Ketika Hendak Menjadikan Surat Bapaknya Sebagai Keputusan Hukum 49
4. Umar Mengingkari Sulaiman dalam Perkara Infak 50
5. Dorongan Umar Kepada Sulaiman untuk Mengembalikan Hak-hak Kepada Para Pemiliknya 51
6. Aku Melihat Dunia Memakan Dunia 51
7. Mereka adalah Orang-orang yang Akan Menuntutmu di Hari Kiamat 52
8. Kisah Zaid bin al-Hasan bin Ali dengan Sulaiman 52
Keenam: Khilafah Umar bin Abdul Aziz 54
1. Manhaj Umar bin Abdul Aziz dalam Menata Negara Sejak Pidato Pertamanya 58
2. Berusaha Keras untuk Beramal (Bekerja) dengan Berpedoman Pada al-Qur’an dan as-Sunnah 62
3. Prinsip Musyawarah dalam Negara (yang Ditegakkan) Umar bin Abdul Aziz 64
4. Keadilan di Zaman Pemerintahan Umar bin Abdul Aziz 68
A. Kebijakan Umar dalam Mengembalikan Hak-hak kepada Para Pemiliknya 70
B. Pengembalian Hak-hak kepada Pemiliknya 83
C. Umar Memakzulkan Semua Gubernur dan Penguasa (daerah) yang Zhalim 85
D. Menghapus Kezhaliman yang Menimpa Para Mantan Hamba Sahaya 87
E. Menghapus Kezhaliman Terhadap Ahli Dzimmah 90
F. Penegakan Keadilan untuk Penduduk Samarkand 94
G. Cukup dengan Mendapatkan Sedikit Bukti untuk Mengembalikan Hak kepada Pemiliknya 96
H. Menghapus Pungutan Liar 97
I. Mengembalikan Hak yang Terampas dan Mengeluarkan Zakatnya 98
5. Persamaan 102
6. Kebebasan dalam Negara Umar bin Abdul Aziz 107
A. Kebebasan Berpikir dan Berakidah 107
B. Kebebasan Secara Politik 108
C. Kebebasan Pribadi 109
D. Kebebasan Berniaga dan Berusaha 110
Pembahasan Kedua: Sifat-sifat Umar bin Abdul Aziz yang Menonjol dan Bukti-bukti Nyata Pembaruan yang Dilakukannya 113
Pertama: Sifat-sifatnya yang Menonjol 115
1. Ketakutannya yang Besar kepada Allah Ta’ala 116
2. Sifat Zuhud Umar bin Abdul Aziz 119
3. Tawadhu’ Umar bin Abdul Aziz 124
4. Sikap Wara’ Umar bin Abdul Aziz 127
5. Sifat Arif, Lapang Dada dan Pemaaf Umar bin Abdul Aziz 130
6. Kesabaran Umar bin Abdul Aziz 132
7. Ketegasan Umar bin Abdul Aziz 134
8. Keadilan Umar bin Abdul Aziz 136
9. Kerendahan Hati Umar bin Abdul Aziz di Hadapan Allah dan Doanya yang Diijabah (Dikabulkan) Allah 137
Kedua: Bukti-bukti Nyata Pembaruan yang Dilakukan Umar bin Abdul Aziz 139
1. Di Antara Perbaikan-perbaikan Umar bin Abdul Aziz dan Pembaruan yang Dilakukannya 141
A. Syura (Musyawarah) 141
B. Amanah dalam Memimpin dan Menyerahkan Tugas-tugas Negara kepada Orang-orang yang Amanah 142
C. Keadilan 144
D. Umar Menghidupkan Dasar Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar 145
2. Di Antara Sifat-sifat dan Syarat-syarat Seorang Mujaddid (Pembaru) 147
A. Hendaknya Seorang Mujaddid Berakidah Bersih dan Ber-manhaj Lurus 147
B. Hendaknya Seorang Mujaddid adalah Seorang Ulama Ahli Ijtihad 148
C. Pembaruan yang Dilakukannya Menjangkau Medan Pemikiran dan Tingkah Laku di Masyarakat 149
D. Manfaat Pembaruannya Menjangkau Orang-orang di Zamannya 150
3. Menggali Pelajaran, Hikmah dan Faidah dari Sabda Nabi SAW, (Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini di penghujung setiap abad seseorang yang memperbarui agamanya) 150
A. Sabda Nabi SAW, (Sesungguhnya Allah akan membangkitkan untuk umat ini) 152
B. Sabda Nabi SAW, (Di setiap penghujung satu abad) 153
C. Apakah untuk Menjadi Mujaddid Seseorang Harus Wafat di Ujung Abad? 153
D. Apakah Mujaddid dalam Satu Abad Itu Harus Satu Orang atau Boleh Lebih? 154
E. Obyek Tajdid (pembaruan) adalah (kondisi) Agama Umat Bukan Agama Itu Sendiri 155
Pembahasan Ketiga: Perhatian Umar bin Abdul Aziz Terhadap Akidah Ahlus Sunnah 157
Pertama: Tauhid Uluhiyah 159
1. Doa 159
2. Syukur 164
3. Tawakal 165
4. Takut dan Harapan 166
Kedua: Akidah Umar bin Abdul Aziz dalam Tauhid Asma’ wash-Shifat 169
1. Ar-Rabb 172
2. Al-Hayyu (Yang Mahahidup) 172
3. Dua Nama Allah: Al-Wahid (Yang Esa) dan Al-Qahhar (Yang Mengalahkan) 173
4. Dua Nama Allah: Al-Aliy (Yang Mahatinggi) dan Al-Azhim (Yang Mahaagung) 173
Ketiga: Akidah Umar bin Abdul Aziz dalam Sifat-sifat Allah 174
1. Sifat an-Nafs (Diri) bagi Allah Ta’ala 176
2. Sifat al-Wajhu (Wajah) bagi Allah Ta’ala 177
3. Sifat al-Qudrah (Kuasa) bagi Allah Ta’ala 177
Keempat: Larangan Umar bin Abdul Aziz Menjadikan Kuburan Sebagai Tempat Ibadah 178
Kelima: Iman Menurut Umar bin Abdul Aziz 181
Keenam: Iman Kepada Hari Akhir 184
1. Siksa dan Nikmat Kubur 184
2. Iman Kepada Hari Berbangkit dan Turunnya Allah untuk Menetapkan Keputusan 185
3. Mizan (Timbangan Amal) 189
4. Telaga Haudh 190
5. Titian Shirath (di atas Neraka) 191
6. Tentang Surga dan Neraka 194
7. Orang-orang Mukmin Akan Melihat Kepada Rabb Mereka di Surga 196
Ketujuh: Berpegang Kepada al-Qur’an, Sunnah Rasulullah SAW dan Sunnah Khulafa’ Rasyidin 198
1. Berpegang Kepada al-Qur’an dan Sunnah 198
2. Berpegang kepada Sunnah Khulafa’ Rasyidin 200
3. Berpegang Kepada Petunjuk Fitrah 203
Kedelapan: Sikap Umar bin Abdul Aziz Terhadap Pa ra Sahabat dan Perselisihan yang Terjadi di Antara Mereka 205
Kesembilan: Sikap Umar bin Abdul Aziz Terhadap Ahlul Bait (Keluarga) Rasulullah SAW 206
Pembahasan Keempat: Sikap Umar bin Abdul Aziz Terhadap Golongan-golongan Khawarij, Syi’ah dan Qadariyah, Murji’ah dan Jahmiyah 215
Pertama: Golongan Khawarij 215
1. Sikap Umar bin Abdul Aziz Terhadap Pembangkangan Khawarij Terhadapnya 217
2. Dialog Umar bin Abdul Aziz dengan Khawarij 219
3. Sebab yang Menuntut untuk Memerangi Khawarij 230
4. Mengembalikan Harta Orang-orang Khawarij Kepada Keluarga Mereka 230
5. Memenjarakan Tawanan Golongan Khawarij Hingga Sikap Mereka Menunjukkan Kebaikan 231
Kedua: Golongan Syi’ah 231
Ketiga: Wadariyah di Zaman Umar bin Abdul Aziz 234
1. Definisi Qadariyah Secara Istilah 234
2. Asal-usul Akidah Qadariyah dalam Islam 234
A. Di Zaman Rasulullah SAW 234
B. Bermunculannya Aliran-aliran dan Pendapat-pendapat (Doktrin-doktrin) di Abad Pertama Sampai Lahirnya Qadariyah 235
C. Lahirnya Qadariyah Generasi Awal 235
D. Tokoh-tokoh Qadariyah Generasi Awal 237
3. Sikap Umar bin Abdul Aziz Terhadap Ghailan Ad-Dimasyqi 239
4. Penjelasan Tentang Tingkatan Takdir 243
5. Perbedaan Antara Qadha’ dan Qadar Secara Istilah 249
6. Ridha Menerima Qadha’ dan Qadar 250
Keempat: Golongan Murji’ah 251
Kelima: Golongan Jahmiyah 255
Keenam: Golongan Mu’tazilah 255
1. Kelahiran Mu’tazilah dan Sebab Penamaannya 261
2. Sekte-sekte Mu’tazilah 263
3. Peran Mu’tazilah dalam Menghidupkan Keyakinan-keyakinan Berbagai Aliran yang Mendahuluinya 263
A. Apa yang Diambil Mu’tazilah dari Khawarij 264
B. Qadariyah 265
C. Jahmiyah 266
4. Lima Prinsip Dasar Mu’tazilah 268
Pembahasan Kelima: Kehidupan Sosial, Ilmiah, dan Dakwah Umar bin Abdul Aziz 271
Pertama: Kehidupan Sosialnya 271
A. Perhatian Umar bin Abdul Aziz Kepada Putra-Putri dan Keluarganya 271
1. Mengikat Mereka dengan al-Qur’an al-Karim 271
2. Nasihat Secara Rutin untuk Mereka 271
3. Mendorong Mereka untuk Berlapang Dada dan Berbaik Sangka 272
4. Metode Lemah-Lembut dan Diskusi yang Terarah 272
5. Upaya Keras untuk Bersikap Adil di Antara Mereka 274
6. Menumbuhkan Akhlak Mulia Pada Putra-Putrinya 275
7. Mendidik Anak-anaknya di Atas Sikap Zuhud dan Kesederhanaan Hidup 275
B. Perhatian Umar bin Abdul Aziz Terhadap Pengajaran Putra-Putrinya 278
1. Memilih Pendidik dan Pengajar yang Shalih 279
2. Meletakkan Manhaj Pengajaran 280
3. Menetapkan Cara Mendidik dan Mengajar 281
4. Menentukan Waktu dan Skala Prioritas Pengajaran 281
5. Memperhatikan hal-hal yang Memberi Pengaruh Pengajaran 282
C. Di Antara Hasil Nyata Pendidikan Umar bin Abdul Aziz Terhadap Anak-anaknya, adalah Putranya, Abdul Malik 283
1. Ibadah dan Tangisannya (karena Takut kepada Allah) 283
2. Ilmu, Fikih, dan Pemahamannya 284
3. Mengingatkan Kematian kepada Bapaknya 285
4. Keteguhannya di Atas Agama dan Kekuatannya dalam Menerap-kan Kebenaran 285
5. Sakit dan Wafatnya 286
D. Kehidupan Umar bin Abdul Aziz dengan Masyarakat 289
1. Perhatiannya Terhadap Upaya Perbaikan Kondisi Masyarakat 289
2. Umar Senantiasa Mengingatkan Akhirat kepada Ma syarakat 293
3. Meluruskan Pemahaman yang Salah 294
4. Umar Mengingkari Fanatisme Kesukuan 297
5. Umar Menolak Orang-orang Berdiri di Depan Beliau (Sebagai Penghormatan) 300
6. Menghormati Orang yang Memiliki Keutamaan 301
7. Seseorang Dilihat dari Dua Anggota Kecilnya: Hati dan Lisannya 303
8. Seorang Wanita Mesir Mengadu kepada Umar 305
9. Perhatian Umar terhadap Pembebasan Tawanan 306
10. Umar Melunasi Hutang Orang-orang yang Terlilit Hutang 307
11. Kisah Tawanan Buta di Tangan Romawi 307
12. Kisah Wanita Irak yang Anak-anak Perempuannya Diberikan Harta oleh Umar dari Baitul Mal 309
13. Menghidupkan Sunnah Memberi (Berinfak) 311
14. Mencukupi Kebutuhan Orang-orang yang Membutuhkan Sehingga Mereka Tidak Meminta-minta 312
15. Membayar Maskawin dari Baitul Mal 312
16. Usaha Umar untuk Mempersempit Kesenjangan di Antara Level Masyarakat 313
17. Perasaan Tanggung Jawab terhadap Individu-individu Umat 314
18. Menafkahi Kafir Dzimmi yang Berusia Lanjut dan Tidak Berharta 316
19. Umar Pernah Makan Bersama Ahli Kitab 316
20. Umar dan Para Penyair 317
21. Pengaruh Syair Zuhud terhadap Umar dan Hubungannya dengan Sabiq al-Barbari 320
22. Antara Umar bin Abdul Aziz dengan Penyair Dukain bin Raja’ 327
E. Di Antara Rambu-Rambu Perubahan Sosial Umar bin Abdul Aziz 329
1. Keteladanan 329
2. Melaksanakan Segala Sesuatu Secara Bertahap dan Fase Demi Fase 329
3. Memahami Jiwa Manusia 329
4. Bekerja dengan Skala Prioritas 329
5. Meihat Secara Jelas Langkah-langkah dalam Program Perbaikan-nya 330
6. Berpegang kepada al-Qur’an al-Karim dan Sunnah Nabi SAW 330
Kedua: Umar bin Abdul Aziz dan Para Ulama 330
1. Kedekatan Para Ulama Kepada Khalifah dan Dukungan Mereka bagi Beliau untuk Berjalan di Atas Manhaj Perbaikannya 332
2. Para Ulama Secara Rutin Memberi Nasihat dan Peringatan kepada Umar bin Abdul Aziz tentang Tanggung Jawab 335
3. Peran Para Ulama dalam Mengemban Beberapa Tugas dan Tanggung Jawab Negara 338
Ketiga: Madrasah Ilmiyah (Lembaga Pendidikan) di Zaman Umar bin Abdul Aziz dan Daulah Umawiyah 339
1. Madrasah Syam 340
A. Imam Faqih (Ahli Fikih), Abu Idris, A’Idz bin Abdullah al-Khaulani 340
B. Al-Faqih Qabishah bin Dzu’aib ad-Dimasyqi 341
C. Raja’ bin Haiwah al-Filisthini 342
D. Makhul asy-Syami ad-Dimasyqi 342
E. Umar bin Abdul Aziz 343
F. Bilal bin Sa’ad as-Sukuni 343
2. Madrasah Madinah 344
3. Madrasah Makkah 344
A. Mujahid bin Jabr al-Makki 345
B. Ikrimah Mantan Sahaya Ibnu Abbas 346
C. Atha’ bin Abu Rabah 347
4. Madrasah Bashrah 348
A. Muhammad bin Sirin al-Bashri 348
B. Qatadah bin Di’amah as-Sadusi 350
5. Madrasah Kufah 351
A. Amir bin Syurahbil asy-Sya’bi 351
B. Hammad bin Abu Salamah 352
6. Madrasah Yaman 352
A. Thawus bin Kaisan 353
B. Wahab bin Munabbih 354
7. Madrasah Mesir 356
Yazid bin Abu Habib 357
8. Madrasah Afrika Utara 357
Keempat: Manhaj Tabi’in dalam Tafsir al-Qur’an 358
1. Menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an 358
A. Nazha’ir al-Qur’an al-Karim 358
B. Al-Asybah 360
C. Menyimpulkan Petunjuk Penafsiran dengan Rangkaian Kalimat 361
D. Menjelaskan yang Global 362
E. Menafsirkan Ayat yang Umum dengan Ayat yang Khusus 362
F. Penafsiran dengan Makna yang Lazim 364
G. Menjelaskan yang Mubham (yang belum jelas) 364
H. Menjelaskan Makna Kata atau Menjelaskan yang Musykil 365
2. Menafsirkan al-Qur’an dengan as-Sunnah 366
3. Menafsirkan al-Qur’an dengan Perkataan Sahabat 370
4. Bahasa Arab 374
5. Ijtihad 375
Kelima: Usaha-usaha Serius Umar bin Abdul Aziz dan Para Tabi’in dalam Berkhidmah kepada as-Sunnah 376
1. Manhaj Umar bin Abdul Aziz dan Metodenya dalam Membukukan as-Sunnah 380
A. Melakukan Pemilihan yang Baik Terhadap Orang-orang yang Kapabel untuk Mengemban Tugas Ini 380
B. Umar Meminta Siapa yang Membukukan as-Sunnah Agar Mengumpulkan Hadits-hadits Secara Mutlak, dan Membukukannya 381
C. Menugaskan Siapa yang Membukukan as-Sunnah Agar Membedakan Antara yang Shalih dengan yang Dhaif 382
D. Melakukan Cek & Ricek untuk Memastikan Keshahihan Hadits dan Menyampaikan Hadits 382
2. Buah dan Hasil Nyata dari Pembukuan Ini 383
3. Usaha-usaha Besar Para Tabi’in dalam Berkhidmat Kepada Sunnah Nabi SAW yang Mulia 384
A. Berpegang Kepada Sanad dan Menuntut Siapa yang Menyampaikan Hadits untuk Menyebut Sanadnya 385
B. Membuat Halaqah-halaqah Ilmiah 385
C. Kesungguhan dalam Menunaikan Hadits Sebagaimana Mestinya 385
D. Meletakkan Kaidah-kaidah Ilmiah untuk Mengetahui Keadaan Rawi dan Sisi al-Jarh wa at-Ta’dil 386
E. Memberikan Fatwa dan Memutuskan Hukum di Antara Manusia 387
F. Menjelaskan Keadaan Rawi untuk Mengetahui Siapa yang Riwayat Haditsnya dapat Dijadikan Hujjah dan Siapa yang Riwayat Haditsnya Tidak Bisa Dijadikan Hujjah 388
Keenam: Manhaj at-Tazkiyah wa as-Suluk (Penyucian Jiwa dan Penggemblengan Etika dan Tingkah Laku) di Kalangan Tabi’in Seperti Madrasah al-Hasan al-Bashri 389
1. Sebab-sebab Pengaruh al-Hasan al-Bashri di Hati Masyarakat 390
2. Pancaran-pancaran Tasawwuf Sunni dalam Pandangan al-Hasan al-Bashri 394
A. Keras dan Matinya Hati dan Bagaimana Menghidupkannya 394
B. Mendorong Kepada Keikhlasan, Ketaatan Kepada Allah, Memperbaiki Hubungan dengan Sesama, dan Tafakur 403
C. Larangan Berangan-angan Jauh dan Celaan Terhadap Kesombongan 411
3. Di Antara Murid-murid al-Hasan al-Bashri yang Terkenal dengan Ilmu Suluk (Etika) 412
A. Ayyub as-Sikhtiyani 412
B. Malik bin Dinar 415
C. Muhammad bin Wasi’ 417
4. Al-Hasan al-Bashri Bebas dari (Tuduhan) Mengikuti Paham Mu’tazilah 418
5. Pemimpin yang Adil Menurut al-Hasan al-Bashri 423
6. Al-Hasan al-Bashri Menjelaskan Tentang Dunia Kepada Umar bin Abdul Aziz 428
7. Sikap al-Hasan al-Bashri Terhadap Pemberontakan yang Terjadi di Zamannya 430
8. Bagaimana Suatu Kaum Bisa Tersesat Sementara Orang Seperti Itu Ada di Antara Mereka 434
9. Al-Hasan al-Bashri Wafat 435
Ketujuh: Umar bin Abdul Aziz dan Penaklukan-penaklukan, Menarik Pasukan yang Menyepung Konstantinopel 437
Kedelapan: perhatian Umar bin Abdul Aziz Terhadap Dakwah yang Menyeluruh 441
1. Meletakkan Undang-Undang Kafalah (Tanggungan) Bagi Para Da’i yang Berkonsentrasi (untuk Dakwah) 442
2. Mendorong Para Ulama untuk Menyebarkan dan Memasyarakatkan Ilmu 444
3. Mengenalkan Umat Akan Pentingnya Ilmu 444
4. Mengutus Para Ulama Rabbani ke Daerah Utara Afrika 445
A. Ismail bin Ubaidullah bin Abu al-Muhajir 446
B. Bakar bin Sawadah al-Judzami, Abu Tsumamah (Wafat th. 128 di Afrika) 447
C. Ju’tsal bin ‘Ahan ar-Ru’aini al-Qutbani, Abu Sa’id (Wafat Sekitar th. 115 H) 448
D. Hibban bin Jabalah al-Qurasyi 448
E. Sa’ad bin Mas’ud at-Tujaibi Abu Mas’ud, Wafat di Qairuwan 448
F. Thalq bin Ju’ban al-Farisi 449
G. Abdurrahman bin Rafi’at at-Tanukhi, Abu al-Jahm, Wafat th. 113 H di Qairuwan 449
H. Abdullah bin al-Mughirah bin Abu Burdah al-Kinani 450
I. Abdullah bin Yazid al-Ma’arifi al-Hubuli (Abu Abdurrahman), Wafat th. 100 H di Qairuwan 450
J. Wahab bin Hay al-Ma’afiri 451
5. Surat-Surat Dakwah Umar bin Abdul Aziz Kepada Raja-raja India dan Lainnya 452
6. Umar bin Abdul Aziz Mendorong Non Muslim untuk Masuk Islam 453
7. Membenahi Kondisi Ahli Dzimmah Secara Khusus 453
Pembahasan Keenam : Reformasi Dalam Bidang Moneter di Zaman Umar bin Abdul Aziz 459
Pertama: Target Kebijakan Perekonomian Umar bin Abdul Aziz 460
1. Menata Ulang Pembagian Kekayaan dan Pemasukan dengan Cara yang Adil 460
2. Mewujudkan Pengembangan Ekonomi dan Kemakmuran Sosial 462
Kedua: Sarana-sarana yang Digunakan Umar bin Abdul Aziz dalam Merealisasikan Target-target Ekonomi Bagi Negaranya 464
1. Menyiapkan Iklim yang Kondusif untuk Pertumbuhan 464
2. Menetapkan Kebijakan Pertanian yang Baru 466
A. Melarang Menjual Tanah Kharaj 466
B. Memperhatikan Para Petani dan Meringankan Pajak Mereka 467
C. Perbaikan-perbaikan, Penggalakan Pertanian dan Upaya Menghidupkan Lahan-lahan Mati 469
D. Sikap Umar Terhadap Tanah Terlindung (al-Hima) 471
E. Pemenuhan Proyek-proyek Dasar (Infrastruktur) Penunjang 471
Ketiga: Kebijakan Moneter Umar bin Abdul Aziz Terkait dengan Pendapatan Negara 472
1. Zakat 473
2. Jizyah 476
3. Kharaj 478
4. Pabean 479
5. Seperlima Hasil Rampasan Perang (Ghanimah) dan Fai 482
Keempat: Kebijakan Belanja Umum Bagi Umar bin Abdul Aziz 485
1. Belanja untuk Jaminan Sosial 485
A. Belanja untuk Fakir dan Miskin 486
B. Belanja untuk Gharim (Orang yang Menanggung Hutang) 488
C. Belanja untuk Para Tawanan (Kaum Muslimin) 489
D. Belanja untuk Para Musafir dan Ibnu Sabil 490
E. Belanja untuk Memerdekakan Hamba Sahaya 491
F. Belanja di Sektor-sektor Lainnya 491
2. Mengarahkan Belanja Kepada Kemaslahatan Umat 492
A. Memangkas Hak-hak Khusus Khalifah dan Para Pembesar Bani Umayyah 492
B. Mengarahkan Belanja Birokrasi 493
C. Mengarahkan Belanja Militer 494
Pembahasan Ketujuh: Departemen Kehakiman di Zaman Umar bin Abdul Aziz dan Sebagian Ijtihad Fikihnya 495
Pertama: Peradilan dan Kesaksian 497
1. Sifat-sifat Hakim 497
2. Keputusan Hakim adalah dalam Perkara yang Dia Ketahui Secara Jelas dan yang Belum Jelas Baginya Harus Dia Laporkan Kepada Siapa yang di Atasnya 498
3. Bersikap Lembut Kepada Orang-orang yang Lemah Akal dan Larangan Menghukum Pada Saat Marah 500
4. Kekeliruan Penguasa dalam Memaafkan Lebih Baik daripada Melampaui Batas dalam Menghukum 501
5. Tidak (Menatapkan Vonis dengan) Berpijak Kepada Praduga 501
6. Masalah Hadiah untuk Pemimpin 503
7. Menganulir Putusan Hukum Apabila Menyelisihi Dalil Syar’i 503
8. Siapa yang Menghilangkan Titipan maka Dia Harus Bersumpah Bahwa Dia Tidak Teledor Menjaganya 504
9. Dampak dari Bukti yang Belum Hadir Terhadap Penundaan Keputusan 504
10. Biaya Perawatan Unta yang Hilang 504
11. Kebebasan (Kemerdekaan) Anak yang Dipungut 505
12. Kesaksian Seorang Laki-laki untuk Membela Bapaknya atau Saudaranya 505
Kedua: Tentang Darah dan Qishash 505
1. Pemberian Pilihan Kepada Keluarga Korban Pembunuhan Secara Sengaja Antara; Memaafkan, atau Menerima Diyat, atau Menuntut Qishash 505
2. Menunggu Sampai Keluarga Korban Dewasa 505
3. Maaf dari Sebagian Keluarga Korban Menggugurkan Tuntutan Qishash 506
4. Membunuh Setelah Menerima Diyat 506
5. Korban Pembunuhan Ditemukan di Pasar 506
6. Korban Mati Karena Berdesak-Desakan 507
Ketiga: Tentang Diyat 507
1. Jumlah Diyat 507
2. Diyat Lidah 507
3. Diyat Suara dan Kerongkongan 508
4. Diyat kelamin 508
5. Diyat Merusak (Kehormatan) Wanita 508
6. Diyat Hidung 508
7. Diyat Telinga 509
8. Diyat Kaki 509
9. Diyat di Antara Dua Alis 509
10. Diyat Kening Jika Ia Rusak 510
11. Diyat Dagu 510
12. Diyat Jari-jari 510
13. Diyat Kuku 510
Keempat: Tentang Hukuman Had 511
1. Pentingnya Menegakkan Hukuman Had 511
2. Menolak Pencabutan Tuntutan Had Jika Ia Sudah Sampai Kepada Pemimpin 511
3. Dalam Kasus Seseorang Harus Memikul Lebih dari Satu Hukuman Had 511
4. Tidak Memotong Tangan Atau Menyalib Kecuali Atas Persetujuan Khalifah 512
5. Di Antara Syarat Pelaksanaan Had Qadzaf (Menuduh Zina) adalah Hendaknya yang Tertuduh Berzina adalah Seorang Muslim 512
6. Hukuman Had Tidak Gugur Atas Seseorang yang Mengqadzaf Anaknya 513
7. Had Qadzaf (Tuduhan Zina) Terhadap Wanita Nasrani yang Bersuamikan Seorang Muslim 513
8. Qadzaf Seorang Wanita Terhadap Seorang Laki-laki Bahwa Dia Telah Melakukan (Zina) dengan Dirinya 514
9. Memotong Tangan Pencuri Sebelum Sempat Membawa Keluar Barang Curiannya 514
10. Pembongkar Kubur adalah Pencuri yang Berhak Dihukum Potong Tangan 514
11. Hukuman Bagi Peminum Khamar untuk Kedua Kalinya 515
12. Hukuman atas Orang yang Memberi Minum Khamar 515
13. Menghancurkan Bejana Khamar Bersama Khamar 515
14. Orang-orang Kafir Memasukkan Khamar ke Negeri Kaum Muslimin 516
15. Hukuman bagi Tukang Sihir 516
16. Memberi Kesempatan Bertaubat bagi Orang Murtad 516
17. Cara Meminta Orang Murtad untuk Bertaubat 517
18. Hukuman bagi Wanita Murtad 517
Kelima: Dalam Perkara Ta’zir 518
1. Batas Maksimal Hukuman Cambuk dan Ta’zir 518
2. Larangan Menghukum Manusia atas Dasar Dugaan dan Larangan Mencambuk Mereka karena Tuduhan 519
3. Larangan Mutilasi 521
Keenam : Hukum-hukum yang Berkaitan dengan Narapidana 521
1. Segera Mengkaji Masalah Orang-orang yang Tertuduh 521
2. Perhatian Terhadap Urusan Para Napi 522
3. Penjara Khusus Wanita 523
Ketujuh: Hukum-Hukum yang Berkaitan dengan Jihad 524
1. Usia Minimal untuk Berpartisipasi dalam Jihad 524
2. Bagaimana Memulai Perang Melawan Musuh 524
3. Masa Berjaga-jaga di Jalan Allah 525
4. Hukum Prajurit Bertindak Terhadap Hartanya Sendiri 525
5. Menjual Kuda Kepada Musuh 525
6. Menebus Tawanan Kaum Muslimin Semahal Apapun 525
7. Menebus Laki-laki, Wanita, Hamba Sahaya, dan Ahli Dzimmah 526
8. Tidak Membunuh Tawanan 526
Kedelapan: Tentang Pernikahan dan Talak 527
1. Pernikahan Wanita Tanpa Wali 527
2. Dua Wali Menikahkan Seorang Wanita Kepada Dua Laki-laki 527
3. Pernikahan Seorang Laki-laki dengan Wanita Setelah Keduanya Berbuat Zina 527
4. Menikahi Wanita dari Suami yang Tertawan 528
5. Menikahi Istri dari Suami yang Hilang 528
6. Mahar Wanita yang Ditalak Ketika Suaminya Sakit dan Sebelum Digauli 529
7. Wali Meletakkan Syarat Tertentu untuk Dirinya Manakala Putrinya Menikah 529
8. Main-main dalam Talak adalah Serius 529
9. Talak Orang Dipaksa 530
10. Suami Mentalak Istrinya dengan Setengah Talak 530
11. Istri Mentalak Dirinya Ketika Suaminya Menyerahkan Keputusan Kepada Dirinya 530
12. Wanita Masuk Islam Sementara Suaminya Tetap Kafir 530
13. Batas Waktu Menunggu bagi Istri yang Ditinggal Jauh Suaminya 531
Pembahasan Kedelapan: Fikih Birokrasi Umar bin Abdul Aziz, Hari-hari Terakhir Hingga Hari Beliau Wafat 535
Pertama: Para Gubernr Umar bin Abdul Aziz yang Paling Terkenal 535
1. Al-Jarrah bin Abdullah al-Hakami, Gubernur Khurasan dan Sijistan 535
2. Adi bin Artha’ah al-Fazari, Gubernur Bashrah 536
3. Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al-Khaththab, Gubernur Kufah 537
4. Umar bin Hubairah, Gubernur al-Jazirah 537
5. Abu Bakar Muhammad bin Amr bin Hazm, Gubernur Madinah 538
6. Abdul Aziz bin Abdullah bin Usaid Al-Amawi, Gubernur Makkah 538
7. Rifa’ah bin Khalid bin Tsabit Al-Fahmi, Gubernur Mesir 538
8. Ismail bin Ubaidullah bin Abu al-Muhajir al-Makhzumi, Gubernur al-Maghrib 539
9. As-Samh bin Malik, Gubernur Andalus 539
Kedua: Kesungguhan Umar bin Abdul Aziz dalam Memilih Para Gubernurnya dari Kalangan Orang-orang Shalih Lagi Baik 540
Ketiga: Pengawasan Langsung Terhadap Penataan Segala Urusan Negara 542
Keempat: Perencanaan Dalam Birokrasi Umar bin Abdul Aziz 547
Kelima: Penataan dalam Birokrasi Umar bin Abdul Aziz 549
Keenam: Tindakan Preventif untuk Mengantisipasi Kerusakan Birokrasi di Zaman Umar bin Abdul Aziz 553
1. Menaikkah Gaji Pegawai 553
2. Berusaha Secara Sungguh-Sungguh Membentengi Diri dari Dusta 554
3. Menolak Menerima Hadiah dan Hibah 554
4. Larangan Boros dan Foya-foya 555
5. Melarang Para Gubernur dan Para Pejabat untuk Ikut Terjun dalam Perdagangan (Bisnis) 556
6. Membuka Jembatan Penghubung di Antara Pemimpin dengan Rakyat 557
7. Mengevaluasi Tanggung Jawab Kepada Para Gubernur (Para Khalifah) Sebelumnya 558
Ketujuh: Sentralisasi dan Desentralisasi dalam Birokrasi Umar bin Abdul Aziz 559
Kedelapan: Prinsip Fleksibelitas dalam Birokrasi Umar bin Abdul Aziz 563
1. Permintaan Kami Kepadamu untuk Bersegera, Janganlah Membuatmu Menunda Shalat dari Waktunya 566
2. Mengapa Kamu Tidak Menunggu Habis Bulan Ramadhan, Baru Kamu Berangkat 567
3. Jangan Membuat Rakyat Lelah, Jangan Menyulitkan Mereka dan Jangan Memberatkan Mereka 567
4. Fleksibelitas dalam Dialog dan Kesepahaman 568
5. Fleksibelitas Pemikiran 568
Kesembilan: Pentingnya Waktu dalam Birokrasi Umar bin Abdul Aziz 570
Kesepuluh: Dasar Pembagian Tugas dalam Birokrasi Umar bin Abdul Aziz 574
1. Di Antara Sebab-sebab Keberhasilan Proyek Perbaikan (Reformasi) Umar bin Abdul Aziz 576
2. Dampak Berpegang Teguh Kepada al-Qur’an dan as-Sunnah yang Mulia Terhadap Negara Umar bin Abdul Aziz 577
A. Di Antara Ciri Khas Sunnah Ilahiyah 579
B. Berhukum dengan Apa yang Diturunkan oleh Allah Memberikan Dampak-dampak Positif Dunia dan Akhirat 582
C. Hari-hari Terakhir dalam Kehidupan Umar bin Abdul Aziz dan Wafat Beliau 592
Daftar Pustaka 611
Autobiografi 625
Review Buku Umar bin Abdul Aziz – Dr. Ali Muhammad Ash Shallabi – Penerbit Darul Haq
Author: Google+ by Toko Buku Islam Online Terpercaya
Kunjungi channel kami di Wisata Buku Online
Tinggalkan Balasan