Nama Buku : Dzikir bersama Nabi
Ukuran/Hal : 15 x 23 cm / 300 halaman
Berat: 700 gram
Penulis: Abdurrahman Mahmud Khalifah
Penerbit: Penerbit At Tazkia
Harga : Rp 72.000 ,- –> Rp 65.000
Anda Hemat: Rp 7.000,-
Pesan via Whatsapp/Telpon
Sinopsis Buku Dzikir bersama Nabi – Abdurrahman Mahmud Khalifah – Penerbit At Tazkia
Problematika kehidupan seakan tak pernah henti mewarnai kehidupan. Ada suka, ada duka. Begitulah dinamika. Demikianlah sunnatullah. Pada akhirnya tergantung bagaimana kita menghadapinya. Tak sedikit orang yang sibuk memikirkan masalah, tapi enggan menuntaskannya. Adapula yang sibuk menyelesaikannya, tapi enggan merenung dan memikirkan lebih jauh. Tanpa disadari, persoalan demi persoalan seperti berontasi tanpa henti, bak rangkaian sandi yang tak kunjung terpecahkan. Lalu yang tersisa, tinggallah kegelisahan yang teronggok dalam sepi.
Ramai orang berlomba mencari solusi, dari televisi sampai dukun yang mereka anggap suci. Tak sedikit dari mereka yang Muslim. Padahal, Islam telah menyajikan jalan keluar yang jitu: dzikir.
Dzikir yang diajarkan dari hati, menembus sukma yang khusyu, keluar dari bibir yang basah oleh kalimat-kalimat suci. Dari raga yang bergetar dibakar oleh rasa gentar kepada Allah Rabbul alamin menghantarkan pengharapan jiwa akan ampunan-Nya yang tiada bertepi, dengan sepenuh cinta yang terurai dalam tasbih, tahmid, tahlil dan takbir.
Dzikir adalah ibadah dan karenanya harus ada contoh dari Nabi. Buku yang ada di tangan pembaca ini mengulas hakikat, ragam, dalil, dan pengaruh dzikir bagi jiwa seorang Muslim. Semuanya dikupas secara mendalam, ilmiah dan berdalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta pemahaman para sahabat.
Sayangnya, begitu banyak hadits dhaif dan palsu (maudhu’) yang berseliweran di sekitar ibadah ini. Belum lagi, aliran tasawwuf dan budaya tradisional yang meracuni. Benarkah berbagai praktik dzikir yang banyak tersebar di negeri ini sesuai dengan sunnah Nabi SAW?
Temukan jawabannya dalam buku yang padat dan ilmiah ini.
Daftar Isi Buku Dzikir bersama Nabi – Abdurrahman Mahmud Khalifah – Penerbit At Tazkia
Daftar Isi
Pengantar Penerbit vii
Pengantar Penulis xi
Permohonan Maaf xiii
Daftar Isi xv
Pendahuluan 1
1. Kesempurnaan Islam dan Universitas Dzikir Syar’i 6
A. Kesempurnaan Agama Islam dan Penyampaian (Risalahnya) Telah Tuntas 6
Penambahan dan Pengurangan pada Agama yang Telah Sempurna 9
Apa yang Dimaksud dengan Agama Paripurna? 10
B. Dua Bentuk Universitas Dzikir Syar’i 12
2. Pengertian Dzikir, Ittiba’ dan Ibtida’ 16
A. Definisi Dzikir Secara Etimologi dan Terminologi 16
Pengertian Dzikir Secara Etimologi 16
Pengertian Dzikir Secara Terminologi 17
B. Definisi Ittiba’ Secara Etimologi dan Terminologi 20
Ittiba’ Secara Etimologi 20
Ittiba’ Secara Terminologi 21
C. Pengertian Ibtida’ dan Perbedaan Pendapat Seputar Bid’ah Hasanah dan Dhalalah 27
Ibtida’ Secara Terminologi 28
BAB I: Dzikir Syar’i dan Pengaruhnya 37
I. Pengertian Dzikir Syar’i 37
1. Luasnya Pemahaman Dzikir Syar’i 37
Pembukaan 37
Universitas Pemahaman Dzikir Syar;i 37
2. Bagaimana Dzikir Dikatakan Syar’i 47
Pembukaan 47
A. Dzikir Ma’tsur dan Batasan-batasannya 48
Batasan-batasan Dzikir dan Doa Ma’tsur 49
B. Dzikir Mutlak dan Keutamaannya 51
Dzikir Mutlak 51
Al-Qur’an Al-Karim 51
Mengapa Al-Qur’an Dzikir Paling Utama? 52
C. Membaca Al-Qur’an 53
Adab Dzikir dengan Membaca Al-Qur’an Al-Karim 55
D. Pujian untuk Allah selain dari Al-Qur’an 55
E. Korelasi dan Perbandingan Antara Dzikir dan Doa 57
Manakah yang Lebih Utama Tahlil atau Tasbih? 59
Kesimpulan 64
F. Dzikir Mutlak Susunan Manusia dan Syarat-syaratnya 66
Syarat-syarat Dzikir yang Disusun oleh Seorang Hamba 68
G. Dzikir Muqayyad 76
Keutamaan Antara Dzikir Muqayyad dan Dzikir Mutlak 76
Keutamaan Antara Dzikir Mutlak dan Dzikir Muqayyad 77
H. Adab Dzikir Syar’i 79
Sifat Orang yang Berdzikir 79
Sifat Tempat 80
Khusyuk Ketika Berdzikir 80
Memilih Waktu yang Utama 82
Waktu yang Dianjurkan dan Dibenci 83
Adab-adab Tatkala Berdzikir 84
II. Realisasi Dzikir Syar’i Terhadap Tauhid 86
1. Pengertian Tauhid dan Macam-macamnya 86
A. Pengertian Tauhid Secara Bahasa dan Istilah 86
B. Macam-macam Tauhid 86
2. Realisasi Dzikir Syar’i Terhadap Tauhid 89
A. Realiasasi Dzikir Mutlak Terhadap Tauhid 89
Tauhid dalam Al-Qur’an 90
Tauhid Rububiyah 92
Tauhid Asma dan Sifat 93
Tauhid Uluhiyah dan Ibadah 94
Realisasi Laa Ilaha Illallah Terhadap Tauhid 96
Makna Laa Ilaha Illallah 97
Realisasi Laa Ilaha Illallah Terhadap Macam-macam Tauhid 97
Realisasi Subhannallah dan Alhamdulillah Terhadap Tauhid 100
Realisasi Subhannallah dan Alhamdulillah Terhadap Tauhid Nama dan Sifat-Nya 101
Realisasi Subhannallah dan Alhamdulillah Terhadap Tauhid Uluhiyah 102
Realisasi Subhannallah dan Alhamdulillah Terhadap Tauhid Rububiyah 106
Kesimpulan tentang Empat Kalimat di atas 107
B. Realisasi Dzikir Muqayyad Terhadap Tauhid 108
Contoh-contoh Dzikir Muqayyad yang Berasal dari Al-Qur’an dan Realisasinya Terhadap Tauhid 108
Tauhid dalam Surat al-Ikhlas 112
Makna Kedua Ayat Tersebut Secara Singkat 113
Tauhid dalam Mu’awwidzatain 114
Contoh-contoh Dzikir Muqayyad yang Disebutkan dalam as-Sunnah dan Realisasinya Terhadap Tauhid 114
1. Dzikir Ketika Hendak Tidur 114
2. Diriwayatkan dari Bara’ bin ‘Azib r.a., dia berkata: “Jika Nabi s.a.w. mendatangi pembaringannya, beliau berbaring pada sisi kanannya lalu mengucapkan: 115
3. Dzikir yang Dibaca Ketika Bangun Malam 116
4. Adzan dan Iqamah untuk Shalat Fardhu Setiap Hari 118
5. Beberapa Bacaan Dzikir Setelah Shalat 119
Doa Istikharah 121
Bacaan Dzikir saat Terjadi Bencana dan Peristiwa-peristiwa Penting 123
III. Pengaruh Dzikir Syar’i 125
1. Pengaruh Dzikir Syar’i Terhadap Hak Allah 125
A. Pengertian Hak Allah s.w.t. 125
Dalam Al-Qur’an Al-Karim 126
Dalam As-Sunnah Al-Muthaharah 126
B. Pengaruh Dzikir dalam Merealisasikan Tauhid 129
C. Pengaruh Dzikir Ibadah 129
Kedudukan Dzikir Sebelum Melaksanakan Ibadah 130
• Pengaruh Dzikir pada Saat Pelaksanaan Ibadah 131
• Derajat Ihsan dalam Ibadah 132
• Kedudukan dan Pengaruh Dzikir Setelah Melaksanakan Ibadah 135
• Kedudukan Dzikir dalam Kaitannya dengan Keutamaan-keutamaan Amal dan Ibadah 138
• Kedudukan Dzikir dalam Ibadah-ibadah yang Berat 140
2. Pengaruh Dzikir Syar’i Terhadap Umat 142
A. Pengaruh Dzikir Syar’i Terhadap Masyarakat Muslim 142
B. Pengaruh Dzikir Syar’i Terhadap Umat Secara Individual, Baik Secara Umum Maupun Secara Khusus 147
C. Pengaruh Dzikir Syar’i dalam Kehidupan di Dunia dan Akhirat 152
a. Pengaruh Dzikir bagi Kehidupan Kaum Muslimin di Dunia 153
• Kehidupan Bahagia yang Hakiki 153
• Kekuatan Jasmani dalam Mengemban Beban Kehidupan Dunia dan Jihad 157
• Kelembutan dan Ketentraman Hati 159
b. Pengaruh Dzikir bagi Kehidupan Akhirat Seorang Muslim 161
• Selamat dari Adzab Allah 161
• Mereka yang Berdzikir Berada pada Barisan Terdepan pada Hari Kiamat 162
• Dzikir Menjadi Sebab untuk Mendapatkan Naungan pada Hari Dikumpulkannya Seluruh Makhluk 163
• Dzikir Merupakan Sebab Mendapatkan Banyak Saksi pada Hari Kiamat 163
• Dzikir Menyebabkan Wajah Berseri-seri di Dunia dan Bercahaya di Akhirat 163
• Bagi Orang yang Berdzikir Dibangunkan Rumah Istana di Surga 164
3. Pengaruh Dzikir Syar’i Terhadap Risalah 164
Dari Sisi Dzikir yang Harus Dilakukan Sesuai dengan Dalil yang Telah Menjelaskannya 164
IV. Sumber-sumber Dzikir Syar’i dengan Pembahasan Lengkap 167
1. Definisi dan Penyajian Sumber-sumber Syari’at 167
Pengertian Mashdar (Sumber) 167
Pengertian Mashdar Menurut Istilah 168
Sumber-sumber Syari’at 168
Sumber Pertama Hukum Islam: Al-Qur’an Al-Karim 169
Sumber Kedua Syariat Islam: Sunnah Nabawiyah 172
Sumber Ketiga Syariat Islam: Ijma’ 174
Sumber Keempat Syariat Islam: Qiyas 176
2. Sumber Dzikir Syar’i 180
A. Penjelasan tentang Dua Sumber Asasi 180
B. Ijma’ dan Qiyas sebagai Sumber Dzikir 192
a. Ijma’ 192
Apakah Ijma’ dapat dijadikan landasan hukum dalam dzikir dan doa? 193
b. Qiyas (analogi) 196
BAB II: Dzikir Bid’ah dan Pengaruhnya 199
I. Ulasan tentang Dzikir Bid’ah 199
1. Bagaimana Dzikir Bisa Menjadi Bid’ah 199
Dzikir adalah Ibadah 199
2. Ibadah Tauqifiyah 200
Sikap Ibnu Mas’ud dan Atsar Ubay bin Ka’ab r.a. 203
3. Tingkatan dan Hukum Bid’ah 204
4. Dzikir-dzikir Bid’ah 205
a. Dzikir yang Mengandung Syirik dan Kekufuran Kepada Allah 207
b. Dzikir yang Memudharatkan Agama 208
Pengertian Dzikir Menurut Ahli Bid’ah 215
A. Kedudukan dan Pemahaman Mereka Terhadap Dzikir 216
B. Ahli Bid’ah Tidak Menganggap Majelis Ilmu Sebagai Majelis Dzikir dan Sedikitnya Mereka Menimba Ilmu 221
C. Nilai dan Manfaat Dzikir Menurut Mereka adalah Jalan untuk Menyingkap Hijab dan Gerbang Menuju Alam Ghaib 224
D. Tujuan Akhir dari Dzikir adalah Mencapai Derajat Fana 227
E. Kasyaf (Penyingkapan), Ta’tsir (Pengaruh) dan Keramat 233
F. Kekeliruan dalam Memilih Sarana dan Objek 237
G. Permasalahan dan Pertanyaan 240
Beberapa Hak yang Sepatutnya Tidak Dilewatkan 256
H. Etika Berdzikir Menurut Ahli Bid’ah 259
Etika dan Syarat Dzikir Paling Utama dan Penting Menurut Kaum Sufi 259
Adab Sebelum Berdzikir 263
Adab Ketika Sedang Berdzikir 264
Adab Setelah Berdzikir 264
II. Awal Mula Munculnya Dzikir Bid’ah dan Perkembangannya 265
1. Masa Sebelum Ada, Awal Kemunculan Hingga Sedikit Menghilang 265
Seratus Tahun {ertama Hijriyah, Kurun Waktu Terbaik, Selamat dari Bid’ah 265
2. Fase Pertama: Abad Kedua Hingga Akhir Abad Ketiga, 101 H – 300 H 272
Tahap Pertumbuhan Dzikir Bid’ah, Majelis-majelis Simak Umum dan Dzikir-dzikir Khusus 272
Gambaran Ringkas Seputar Fase dan Perkembangan Simak 274
Kesimpulan 279
3. Fase Kedua: Tahun 300 H – 500 H (Masa Stagnan dan Sedikit Menghilang) 281
Tegaknya Tasawuf dalam Lahan Kecenderungan Tertentu 281
Rangkuman Tahapan Perkembangan Tasawuf 285
4. Fase Perkembangan dan Pertumbuhan dengan Urut 286
A. Fase Ketga: Tahun 500 H – 800 H 286
Fase Perkembangan Dzkir Bid’ah dan Munculnya Tarekat-Tarekat yang Terorganisir 286
Tarekat-tarekat Sufi Pertama yang Muncul pada Tahapan Ini 289
1. Qadariyyah 290
2. Rifa’iyyah 292
3. Syadziliyyah 301
Catatan Penting Seputar Hizibb-hizib Syadzili 303
4. Naqsyabandiyyah 304
5. Badawiyyah 309
Kesimpulan 311
B. Fase Keempat: Tahun 800 H hingga Abad-abad Terakhir 313
Fase Pemisahan dan Taklid Buta 313
6. At-Tijaniyyah 316
Faktor Penyebab Keragaman dan Bertambahnya Aliran Tasawuf 317
III. Contoh Dzikir Bid’ah Disertai dengan Studi Kritis Tentangnya 319
1. Contoh Dzikir-dzikir Sufi dan Kritikannya 319
2. Contoh Dzikir Kaum Rafidhah dan Studi K ritis Terhadapnya 327
3. Contoh Dzikir Bid’ah yang Tidak Disebutkan dan Bantahannya 333
Perayaan Maulid Nabi Muhammad s.a.w., Pendahuluan dan Sejarah Munculnya Perayaan Tersebut 333
Sejarah Munculnya Perayaan Maulid Nabi s.a.w 334
Sejenak Bersama Mereka yang Berpendapat Mengenai Maulid Nabi s.a.w. 335
Kesimpulan Akhir Mengenai Hukum Perayaan Maulid 337
IV. Pengaruh Dzikir Bid’ah 339
1. Pengaruh Dzikir Bid’ah pada Hak Allah 339
A. Pengaruh Dzikir pada Hak Allah Berupa Tauhid Ilmi Khabari dan yang Berkaitan dengan Dzat dan Sifat-Nya 339
B. Kontradiksi Dzikir Bid’ah Terhadap Pengesaan Allah dengan Ibadah 342
2. Pengaruh Dzikir Bid’ah Terhadap Hak Rasulullah s.a.w. dan Risalah Kenabian 343
A. Pengaruh Dzikir Bid’ah Terhadap Hak Rasulullah s.a.w. 343
B. Pengaruh Dzikir Bid’ah Terhadap Hak Risalah 346
• Kesempurnaan Risalah 346
• Tidak Berubah-ubah 347
• Kesatuan Sumber Ketuhanan 347
3. Pengaruh Dzikir Bid’ah Terhadap Umat 348
A. Pengaruh Dzikir Bid’ah dari Segi Perbuatan Bid’ahnya. Hal itu dapat dilihat dari beberapa sisi 348
B. Pengaruh Dzikir Bid’ah dari Segi Bentuk dan Syarat 348
C. Pengaruh Dzikir Bid’ah dari Sisi Kandungannya 349
V. Sumber Dzikir Bi’dah, Pembahasan dan Bantahannya 350
Pembukaan 350
1. Definisi dan Beberapa Bahasan Penting tentang Kasyaf 354
A. Definisi dan Beberapa Bahasan tentang Kasyaf 354
Kasyaf secara etimologi 354
Kasyaf secara terminologi 354
B. Ilham 356
C. Al-Hawatif 358
2. Mengambil (ilmu) Langsung dari Allah Tanpa Perantaraan Nabi s.a.w. 359
A. Pemahaman Sebagian Sufi tentang Mengambil Langsung dari Allah 359
B. Beberapa Contoh Dzikir yang Mereka Ambil Langsung dari Allah Menurut Pendapat Mereka 362
3. Sejenak Mengoreksi Sumber Pengambilan Kasyaf 363
A. Adanya Ilham Tidak Bisa Dipungkiri dan Dalilnya 363
B. Beberapa Macam Perkara yang Disampaikan Allah pada Manusia Secara Langsung dan Jenis yang Mungkin Terjadi pada Selain para Nabi 365
C. Bisakah Ilham yang Diberikan kepada Selain para Nabi Menjadi Dalil yang Berdiri Sendiri? 367
D. Faktor Penghalang Berdalil dengan Ilham Selain Ilham para Nabi 370
E. Hukum Orang yang Mencukupkan Diri dengan Ilham dan Meninggalkan Dalil Syar’i 372
4. Mengambil Ilmu dari Nabi s.a.w. dengan Cara Kasyaf 375
Pembukaan 375
A. Melihat Nabi s.a.w. pada Saat Terjaga dan Pemahaman Mengambil Ilmu dari Beliau Menurut Kaum Sufi 376
Dalil Mereka Bahwa Nabi s.a.w. Dapat Dilihat Setelah Wafat 378
B. Bantahan Terhadap Dalil Mereka 379
C. Beberapa Contoh Dzikir yang Mereka Pelajari dari Nabi s.a.w. Menurut Prasangka Mereka 381
D. Tujuan Mereka Mengarang Mitos Kasyaf dan Mengambil Ilmu Secara Langsung Lewat Kasyaf 383
5. Mengambil Ilmu dari Selain Allah dan Nabi-Nya dengan Jalan Kasyaf 387
Pembukaan 387
Luasnya Sistem Pengambilan Ilmu Dengan Cara Kasyaf 387
A. Khidhr a.s., Nama dan Nasab Beliau 388
B. Khidhr a.s., Nabi atau Wali? 388
C. Khidhr a.s., Masih Hidup atau Sudah Wafat? 390
D. Beberapa Contoh Dzikir yang Mereka Pelajari dari Khidhr Menurut Prasangka Mereka 394
E. Apa yang Kaum Sufi Inginkan dari (Keberadaan) Khidhr 394
Penutup 397
Daftar Pustaka 399
***
Review Buku Dzikir bersama Nabi – Abdurrahman Mahmud Khalifah – Penerbit At Tazkia
Author: Google+ by Toko Buku Islam Online Terpercaya
Kunjungi channel kami di Wisata Buku Online
Tinggalkan Balasan