Nama Buku : Syarah Ushul Itiqad Ahlussunnah wal Jama’ah
Ukuran/Hal : – x – cm / halaman
Berat: 1.450 gram
Penulis: Al Hafizh Abu Qasim Hibatullah bin Hasan Al Lalika’i
Penerbit: Pustaka Azzam
Harga : Rp 1.318.000 ,- –> Rp 1187.000
Jilid 1 : Rp 189.000
Jilid 2 : Rp 183.000
Jilid 3 : Rp 151.000
Jilid 4 : Rp 155.000
Jilid 5 : Rp 163.000
Jilid 6 : Rp 159.000
Jilid 7 : Rp 167.000
Jilid 8 : Rp 151.000
Pesan via Whatsapp/Telpon
Sinopsis Buku Syarah Ushul Itiqad – Al Hafizh Abu Qasim Hibatullah bin Hasan Al Lalika’i – Pustaka Azzam
Kitab Syarah Ushul I’tiqad Ahlis Sunnati Wal Jama’ati minal Kitabi was Sunnati wa Ijma’ish Shahabati wat Tabi’in min Ba’dihim merupakan karya Asy Syaikh Al Imam Al Hafizh Al Mujawwid Abul Qasim Hibatullah bin Al Hasan bin Manshur Ath Thabari Ar Razi Al Lalikai Asy Syafi’i rahimahullah, Mufti Baghdad pada zamannya. Seorang alim dan mufti yang bermadzhab Syafi’iyah yang meninggal pada tahun 418 H. Selain nama itu, kitab ini dikenal dengan nama-nama berikut ini: 1) As Sunnah, 2) Syarhus Sunnah, 3) Syarah I’tiqad Ahli Sunnah, 4) Ushul As Sunnah, 5) Syarah Hujjaj Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah Wal Jama’ah, 6) Hujjaj Ushul I’tiqad ahlis sunnah wal jama’ah, 7) As Sunan.
Sementara Al Lalikai sendiri tidak memberi judul kitab ini selain apa yang ada pada pengantarnya, “Terus menerus berulang kali permintaan ahli ilmu kepada saya untuk menulis ‘Syarah i’tiqad Madzahib Ahli Al Hadits.’ Selain permintaan mereka, berpalingnya ulama pada zamannya dari madzhab ahlu sunnah yang berakibat prinsip-prinsip ulama mutaqaddimin yang menjadi pondasi syariat lenyap, merupakan sebab mengapa imam Al Lalikai Ath Thabari menyusun kitab ini yang dirampungkan pada tahun 416 H.
Kitab ini tergolong kitab yang paling penting dalam masalah akidah di sisi ahlu sunnah wal jama’ah. Kitab yang memuat 2832 sanad antara hadis dan atsar, semua berbicara tentang permasalahan akidah. Muatan nama-nama para ulama dan imam ahlu sunnah, serta menyebutkan mauqif (pendapat) mereka pada permasalahan yang berbeda. Para ulama sunnah yang mesti kita jadikan contoh dan teladan semisal Ats Tsauri, Al Auza’i, Ibnu ‘Uyainah, Ahmad bin Hanbal, Ibnul Madini, Al Bukhari, Abu Zur’ah, Abu Hatim, serta Ibnu Jarir Ath Thabari, dan selain mereka. Kitab ini tergolong sebagai mustakhraj yang memuat sanad yang menyampaikan kepada orang yang mengucapkannya, dengan jalan yang berbeda dari kitab shahih maupun sunan. Sehingga, kitab ini sangat berfaedah pada masalah haditsiyah (segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu hadis).
Pada mukadimah, Abul Qasim Al Hafizh Al Lalikai Ath Thabari menampilkan prinsip para pendahulu kita yang saleh di dalam mengikuti hadis dan atsar para ulama, serta tidak berdebat dengan ahli bid’ah. Celaan terhadap orang-orang yang mengedepankan akal dari kalangan Mu’tazilah, awal mula kebid’ahan, hukum terhadap ahli bid’ah, dan keutamaan ahli hadis dimuat pula pada mukadimah tersebut.
Al Quran dan As Sunnah menunjukkan untuk wajib mengenal Allah dengan dalil sam’i. Dalil Al Quran, As Sunnah, ucapan para sahabat, tabiin, dan para pengikut tabi’in yang menunjukkan bahwa Al Quran kalamullah (ucapan Allah) bukan makhluk. Allah mendengar dan melihat, Allah memiliki wajah, kedua mata, dan kedua tangan, dimuat pula sarat dengan dalilnya di kitab ini. Mengungkapkan pula bahwa Qadariyah adalah majusi umat ini, iman bertambah dengan ketakwaan dan berkurang dengan kemaksiatan, syafaat bagi para pelaku dosa besar, iman terhadap telaga Nabi, azab dan soal dua malaikat, surga dan neraka, kebangkitan, hisab, dan perkara apa saja yang termasuk dari iman terhadap hari akhir. Sihir adalah hakiki, cara kerja sihir, iblis dan jin hakiki, dajjal, taat kepada para umara, dan khawarij, dibahas pula.
Pada bab terakhir, beliau menyebutkan keutamaan-keutamaan para sahabat. Mecintai para sahabat merupakan bagian dari agama ini. Menyebut-nyebut kebaikan mereka, serta mendoakan rahmat dan ampunan bagi mereka, dan tidak membicarakan ketergelinciran mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan tentang para sahabat Anshar yang artinya, “Tanda keimanan adalah mencintai shahabat Anshar. Dan tanda kemunafikan adalah membenci kaum Anshar.” [Muttafaqun ‘alaih]. Beliau menyebutkan keutamaan para umahatul mukminin dan kepemipinan Muawiyah radhiyallahu ‘anhu.
Dan beliau akhiri dengan menyebutkan kebatilan rafidhah yang menjadikan celaan terhadap para sahabat adalah bagian dari agama mereka, kekafiran mereka, nukilan kejahilan dan kedustaan mereka. Awal mula kelompok ini muncul ketika berlepas diri dari Zaid bin Ali bin Al Husain, di saat Zaid memuji Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma. Sejak munculnya hingga sekarang, kaum muslimin mendapatkan malapetaka dan gangguan dari Rafidhah. Tak luput citra Islam dirusak oleh mereka. Betapa banyak sisi keserupaan antara Yahudi dengan Rafidhah.
Review Buku Syarah Ushul Itiqad – Al Hafizh Abu Qasim Hibatullah bin Hasan Al Lalika’i – Pustaka Azzam
Author: Google+ by Toko Buku Islam Online Terpercaya
Kunjungi channel kami di Wisata Buku Online
baca referensi lain di id.wikipedia dan en.wikipedia
Tinggalkan Balasan