Nama Buku : Jangan Biarkan Shalat Anda Sia sia
Ukuran/Hal : 15 x 23 cm / 200 halaman
Berat: 300 gram
Penulis: Abu Ubaidah Al Walid bin Muhammad
Penerbit: Penerbit Qiblatuna
Harga : Rp 30.000 ,- –> Rp 27.000
Anda Hemat: Rp 3.000,-
Pesan via Whatsapp/Telpon
Sinopsis Buku Jangan Biarkan Shalat Anda Sia sia – Abu Ubaidah Al Walid bin Muhammad – Penerbit Qiblatuna
Shalat adalah amalan yang akan kita andalkan kelak pada hari kiamat, dan yang akan ditanyakan pertama kali oleh Allah Ta’ala. Bila shalat seseorang baik, maka baik pula seluruh amalannya. Dan, bila shalatnya rusak, maka rusak pula seluruh amalannya. Untuk itu, amalan shalat harus kita jaga seaik-baiknya!
Shalat yang dikerjakan sesuai tuntunan Rasulullah SAW itulah shalat yang berkualitas baik. Dan, shalat yang salah dan rusak, yang harus segera kita perbaiki, maka shalat bisa sia-sia, tanpa membuahkan pahala. Mari, segera perbaiki shalat kita!
Daftar Isi Buku Jangan Biarkan Shalat Anda Sia sia – Abu Ubaidah Al Walid bin Muhammad – Penerbit Qiblatuna
DAFTAR ISI
PENGANTAR PENERBIT 5
DAFTAR ISI 7
MUKADIMAH 23
KESALAHAN DAN BID’AH SEPUTAR THAHARAH 25
1. Meyakini air yangn berubah sifatnya karena sesuatu bukan najis tidak sah untuk wudhu 27
2. Mengeraskan dan melafadzkan niat ketika wudhu 28
3. Tidak menghadirkan niat ketika wudhu 28
4. Tidak membaca doa ketika masuk WC 29
5. Istinja’ dengan tangan kanan 31
6. Menyentuh kemaluan dengan tangan kanan ketika kencing 31
7. Tidak menggunakan tabir ketika buang hajat 32
8. Tidak bersuci dari kencing 32
9. Buang hajat di air yang menggenang 33
10. Meyakini shalat orang yang bersuci dengan batu, padahal ada air tidak sah 33
11. Menghadap kibtal atau membelakanginya ketika buang hajat 34
12. Buang hajat ditengah jalan atau tempat berteduh manusia 36
13. Istinja’ dengan kotoran hewan, tulang, benda najis, atau kurang dari tiga batu 37
14. Berlebihan menggunakan air ketika Istinja’ dan wudhu 37
15. Mengingkari orang yang kencing dengan berdiri 38
16. Mencuci Qubul (kemaluan) dan dubur setiap kali wudhu 39
17. Mencuci dubur karena hadats (buang angin) 40
18. Was-was mengenai batalnya thaharah 40
19. Meyakini wajib wudhu usai berhadats, meski tidak ingin mengerjakan shalat 40
20. Dzikir-dzikir Bid’ah yang dibaca pada awal, tengah, dan akhir wudhu 41
21. Meninggalkan salah satu rukun wudhu tanpa ada udzur syar’i 43
22. Memisahkan anatara berkumur dan Istinsyaq 44
23. Tidak menggeser cinin atau jam tangan ketika wudhu 45
24. Keyakinan makruhnya berbicara ketika wudhu 45
25. Mengusap leher ketika berwudhu 46
26. Air tidak sampai ke kedua telapak tangan ketika membasuh kedua tangan 47
27. Mencukupkan hanya dengan mengusap sebagian kepala 47
28. Keyakinan wajibnya wudhu setiap kali shalat, meski tanpa berhadats 48
29. Ucapan “Zamzam” oleh seseorang kepada temannya yang sedang berwudhu 49
30. Memasukkan kedua tangan ke dalam air wudhu ketika bangun tidur 49
31. Membasuh anggota wudhu lebih dari tiga kali 50
32. Keyakinan bahwa wudhu tidak mencukupi kecuali membasuh anggota wudhu tiga kali 50
33. Tidak wudhu setelah makan daging Unta 50
34. Tidak berwudhu karena menyentuh kemaluan 51
35. Keyakinan bahwa keluarnya darah membatalkan wudhu 51
36. Keyakinan bahwa muntah dapat membatalkan wudhu 52
37. Bertayamum saat ada air 52
38. Mengulang wudhu bagi orang yang terkena najis 52
39. Mengulang wudhu setelah mencukur rambut kepala 53
40. Seorang Ibu mengulang wudhunya bila menyentuh aurat bayinya 53
41. Mengulang wudhu tanpa diselingi shalat 54
42. Keyakinan ahwa mengusap sepatu tidak sah kecuali pada musim dingin 54
43. Mengusap perban 56
44. Mengusap sepatu lebih dari sekali usap 55
45. Meremehkan dalam membasuh tumit 56
46. Menyalahkan orang yang mengeringkan anggota wudhu setelah berwudhu 56
47. Keyakinan bahwa menyentuh perempuan membatalkan wudhu 56
48. Meninggalkan shalat karena tidak ada air 58
49. Meninggalkan shalat karena tidak ada dua alat bersuci, yaitu air dan tanah 59
50. Enggan berwudhu dengan Air Zamzam, malah bertayamum sebagai gantinya 59
51. Keyakinan bahwa tayamum itu dengan dua kali tepukan ke tanah 60
52. Keyakinan bahwa seseorang yang bertayamum hanya untuk satu kali shalat 60
53. Tidak meratakan air di seluruh tubuh ketika mandi 61
54. Asumsi sebagian orang bahwa junub membuat najis orang lain 61
55. Wudhu sesudah mandi junub 62
56. Tidak menggunakan tabir ketika mandi 62
57. Meyakini perempuan wajib mengurai ramutnya ketika mandi junu b 62
58. Tidak mandi karena jimak ila tidak mengeluarkan mani (orgasme) 63
59. Mandi karena madzi dan wadi 65
60. Memcuci bagian dalam kemaluan 66
61. Menarik-narik kemaluan, mengurutnya, berdehem dan semisalnya 66
62. Mencuci bagian dalam kedua mata ketika berwudhu 66
63. Tidak mandi jumat 66
64. Menunda mandi haidh 67
65. Wanita nifas meninggalkan shalat dan puasa selama 40 hari, padahal ia telah suci 68
66. Tetap shalat dan puasa semasa haidh dan nifas 68
KESALAHAN DAN BID’AH SEPUTAR ADZAN 69
1. Melantunkan puji-pujian dan syair sebelum adzan fajar 71
2. Membaca Al-Qur’an dengan pengeras suara sebelum adzan Shubuh 72
3. Memenggal lafazh Takbir dalam adzan 72
4. Meliuk-liukkan dan melagukan adzan 72
5. Lahn dalam adzan 73
6. Mengumandangkan adzan lewat radio 75
7. Menambahkan kata “Sayyidina” dalam adzan dan iqamah 75
8. Adzan secara berjamaah dengan suara bersamaan 75
9. Melafazhkan shalawat atas Nabi SAW dengan suara keras setelah adzan 76
10. Ucapan “allahu Akbar Wal Izzatu Lillah” dan semisalnya 76
11. Menambah-nambah lafazh dzikir yang disyariatkan setelah adzan 77
12. Membaca Al-Qur’an antara adzan dan iqamah dengan suara keras 78
13. Keyakinan sebagian orang bahwa siapa yang adzan, dialah yang iqamah 78
14. Mengucap shalawat atas Nabi SAW dengan keras sebelum iqamah 78
15. Ucapan sebagian orang ketika mendengar iqamah, “Aqamahallahu wa Adamaha” 79
16. Mengulang iqamah bila terjadi jeda antara iqamah dengan Takbiratul ihram 79
17. Keluar dari masjid setelah dikumandangkan adzan tanpa ada keperluan 80
18. Membatasi waktu antara adzan dan iqamah 80
19. Ucapan “Shadaqta wa Bararta” ketika mendengar Muadzin baca, “Ash-Shalatu Khairun Minan Naum” 81
20. Meyakini adzannya orang yang tidak berwudhu tidak sah 81
21. Meyakini adzannya anak kecil tidak sah 81
22. Meyakini shalat tidak sah jika terjadi kesalahan dalam adzan atau iqamah 82
23. Meletakkan Mushaf di atas tanah ketika iqamah 82
24. Membaca surah Al-Ikhlas sebelum iqamah 83
25. Perkataan muadzin antara shalat dan iqamah, “Ash-Shalat, Ash-Shalat”, dan semisalnya 83
26. Ucapan muadzin “Hayya ‘Ala Khairil ‘Amal” 83
27. Ucapan muadzin setelah adzan, “Radhiyallahu Anka Ya Syaikhal Arab”, dan semisalnya 84
28. Seruan shalat Jumat dengan dua adzan 84
29. Tidak mengumandangkan adzan fajar awal 85
30. Nasyid perpisahan dan senandung kesedihan pada akhir Ramadhan 86
31. Orang yang menengar adzan tidak menjawab seperti seruan muadzin 86
32. Ucapan orang “Allahummaj’alna Muflihin” saat uadzin membaca “Hayya ‘Alal Falah” 87
33. Mencium dua Ibu Jari ketika muadzin mengucap “Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah” 88
34. Ucaan ketika mendengar adzan, “Marhaban bil Qa’ilina ‘Adlan” 88
35. Ucapan setelah adzan, “allahumma Shalli Afdhala Shalatin…” 88
36. Membaca dzikir selesai iqamah dengan dzikir setelah adzan 88
37. Ucapan setelah iqamah, “Na’am Laa Ilaha Illallah” 89
38. Muadzin menyambung suara Imam, meskipun tidak diperlukan 89
39. Ucapan muadzin, “Asyhadu Anna ‘Aliyan Waliyullah” 90
40. Adzan dan iqamah dalam shalat dua Hari Raya, shalat Istisqa’, shalat Kusuf, shalat Khusuf (gerhana bulan), dan shalat Jenazah 90
41. Adzan dan iqamah di kuburan 91
42. Penggunaan musik atau rebana sebelum adzan 91
43. Memulai adzan dengan firman Allah, “Innallaha Yushalluna ‘alan Nabiy” 92
44. Membaca Ta’awudz dan basmalah sebelum adzan 92
45. Ucapan muadzin setelah adzan, “AshShalatu was Salamu ‘alaika Ya Awwala Khalqillah wa Khatami Rusulihi” 92
46. Ucapan muadzin sebelum adzan “Wa Qulil Hamdu Lillahil Ladzi Lam Yattakhidz Waladan” 93
47. Berdoa setelah iqamah dengan doa-doa yang tidak dianjurkan 93
48. Tidak mengumandangkan adzan ketika Safar 93
49. Mendahului muadzin saat menirukan ucapannya 94
50. Mengumandangkan iqamah tanpa izin Imam 94
51. Mengumandangkan adzan di dalam Masjid 95
52. Keyakinan bahwa orang yang shalat sendirian tidak perlu adzan maupun iqamah 95
53. Terburu-buru ketika adzan 96
54. Tidak menolehkan kepala saat mengucap, “Hayya ’Alash Shalah”, dan “Hayya ‘Alal Falah” 96
55. Tidak meletakkan dua jari di telinga ketika adzan 96
56. Ucapan “Qa’imina Lillah Tha’i’in” oleh sebagian orang ketika iqamah 97
57. Para jamaah baru berdiri ketika muadzin mengucap “Qad Qamatish Shalat” 97
KESALAHAN DAN BID’AH SEPUTAR MASJID 99
1. Masuk masjid mendahulukan kaki kiri 101
2. Tidak mengucapkan doa ketika akan masuk dan keluar masjid 101
3. Duduk sebelum menunaikan shalat Tahiyyatul Masjid 102
4. Menyediakan satu tempat khusus untuk Imam yang biasa disebut Mihrab 102
5. Pergi ke masjid setelah makan bawang merah atau bawang putih 103
6. Mendekorasi masjid 103
7. Menaruh sajadah atau tongkat di masjid sebagai tanda itu tempatnya, lalu datang terlambat 104
8. Berjual beli di Masjid 105
9. Mencari barang hilang di Masjid 105
10. Bersikap kasar dan mengusir anak-anak dari Masjid
11. Tidak melakukan shalat di Masjid dan malah menjauhinya 106
12. Berkumpul di Masjid untuk membaca dzikir sore hari secara berjamaah 107
13. Pantang berbicara di dalam Masjid 108
14. Meludah dan berdahak kearah Kiblat atau di dalam Masjid 108
15. Berbicara keras di Masjid 109
16. Mengumumkan berita duka di Masjid 110
17. Tinggi Mimbar Masjid lebih dari tiga tangga 110
18. Membangun menara, tempat adzan dan khutbah di atas Masjid secara berlebihan 110
19. Memanfaatkan perlengkapan Masjid untuk acara-acara tertentu 111
20. Banyak Masjid dalam satu kampung 111
21. Memasang jam berlonceng di Masjid 112
22. Mengkhususkan Minggu tertentu untuk merawat Masjid, yang biasa disebut “Minggu Masjid” 112
23. Meresmikan Masjid dengan mengadakan pesta dan kumpul-kumpul 112
24. Memotong Sapid an Kambing usai membangun Masjid 113
25. Thawaf mengelilingi Masjid tujuh kali putaran saat peresmian 113
26. Mencari berkah dengan menyentuh pintu dan Dinding Masjidil Haram serta Masjid Nabawi 113
27. Menguburkan mayat di dalam Masjid 113
28. Menempelkan iklan komersial di dalam Masjid 115
29. Sengaja berhadats di dalam Masjid 115
30. Menghiasi Masjid dengan berbagai Lampu dalam acara tertentu atau Hari Besar 115
31. Mengunci pintu Masjid setelah shalat tanpa ada alasan yang penting 116
32. Panggung tempat muadzin mengumandangkan adzann pada hari Jumat 116
33. Menulis ayat-ayat Al-Qur’an di Dinding Mihrab 116
34. Mengharap berkah di Masjid-masjid yang tak memiliki keutamaan berdasarkan hadits Shahih 116
35. Bernadzar kepada barang-barang yang ada di sebagian Masjid (yang ada kururannya) 117
KESALAHAN DAN BID’AH SEPUTAR HARI JUMAT 119
1. Meyakini shalat Shubuh hari Jumat tidak sah selain membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan 121
2. Membaca beberapa ayat dari surat As-Sajdah dan Al-Insan dalam shalat Shubuh hari Jumat 121
3. Mandi untuk menghadiri shalat Jumat tanpa menyertakan niat 121
4. Meyakini shalat Jumat tidak sah kecuali dengan minimal 40 orang 122
5. Masuk Masjid tanpa melakukan shalat Tahiyyatul Masjid saat Imam tengah Berkhutbah 122
6. Para Qari’ membaca apa yang dikenal dengan’Qur’an Jumat’ melalui pengeras suara 123
7. Keyakinan adanya shalat Sunnah Qabliyah sebelum shalat Jumat 123
8. Khatib berdoa sambil menghadap Kiblat ketika Naik Mimbar 124
9. Selalu membawakan ‘Khutbah Hajah’ pada pembukaan setiap Khutbah Jumat 124
10. Menunaikan shalat Tahiyyatul Masjid pada Khutbah kedua
11. Antusias mengerjakan shalat Jumat di Masjid Husain dan lainnya 125
12. Memanjangkan Khutbah Jumat 125
13. Larangan duduk memeluk Lutut (Ihtiba’) ketika menghadiri Jumat 127
14. Menjawab salam dan mendoakan orang bersin saat Imam Khutbah 127
15. Imam tidak membaca surat Qaf di atas Mimbar pada hari Jumat 127
16. Menyebut nama sebagian orang saat Khutbah dalam Konteks mencela dan mencemooh 128
17. Khatib selalu bersajak dalam berdoa 128
18. Khatib menunjuk orang lain untuk memimpin shalat tanpa ada alasan 128
19. Meninggalkan shalat Jumat tanpa alasan 129
20. Menyuruh orang yang tidak ikut shalat Jumat agar membayar Kaffarah 130
21. Khatib berkhutbah dengan posisi duduk tanpa alasan 130
22. Ketika berkhutbah, Khatib pantang menoleh dan meyakininya sebagai sunnah 131
23. Khatib Jumat diganti dengan rekaman Khutbah 131
24. Pengantin baru tidak menghadiri shalat Jumat 131
25. Tidak mandi, bersiwak, dan memakai minyak wangi ketika menghadiri shalat Jumat 132
26. Tidak mendatangi shalat Jumat di awal waktu 133
27. Melangkahi pundak dan memisahkan antara dua orang pada hari Jumat 133
28. Menyuruh seseorang agar berdiri, lalu menduduki tempatnya 134
29. Berbicara dan tidak diam untuk mendengarkan Khutbah 135
30. Tidak berdoa pada waktu mustajab pada hari Jumat 136
31. Menunaikan shalat Zhuhur setelah shalat Jumat bagi orang yang menghadirinya 137
32. Mengkhususkan malam Jumat untuk shalat tertentu dan siangnya untuk berpuasa 137
33. Menamakan Khutbah kedua dengan khutbah pengiring 138
34. Membaca surat Al Ikhlas dan lainnya pada waktu antara dua khutbah 138
35. Khatib menengadahkan kedua tangan saat berdoa 139
36. Khatib mengerjakan shalat Tahiyyatul Masjid sebelum naik Mimbar 140
37. Menunggu muadzin selesai adzan, kemudian baru mengerjakan shalat Tahiyyatul Masjid 140
38. Membaca, “Ya Allah, ukupkanlah aku dengan kehalalan-Mu…” 70 kali usai shalat Jumat 141
39. Membaca surat Al-Ikhlas 1.000 kali pada hari Jumat 141
40. Khatib selalu menutup Khutbah pertama dengan hadits, “Orang yang bertaubat dari Dosa…” 142
41. Khatib selalu mengakhiri khutbah kedua dengan ucapan, “Ingatlah Allah, Niscaya Dia…” 142
42. Khatib membaca shalawat dengan suara lebih keras di banding bagian khutbah lainnya 143
43. Makmum mengucapkan shalawat dengan suara keras saat Imam khutbah 143
44. Bertransaksi jual beli pada waktu shalat Jumat 144
KESALAHAN DAN BID’AH SEPUTAR SHALAT 145
1. Sengaja menunda shalat hingga waktunya habis 147
2. Shalat pada waktu yang makruh tanpa sebab 148
3. Mengqadha’ shalat yang terlewatkan pada hari berikutnya pada waktu shalat tersebut 149
4. Tidak khusyuk dalam shalat 150
5. Was-was dalam shalat 150
6. Shalat dengan baju ketat yang menggambarkan bentuk aurat 151
7. Shalat dengan aurat terbuka 151
8. Laki-laki shalat dengan pundak terbuka 152
9. Shalat dengan baju bergambar 152
10. Tidak mengenakan pakaian yang rapi untuk shalat 153
11. Menyalahkan orang yang shalat dengan memakai sandal 153
12. Laki-laki shalat dengan baju sutra 154
13. Laki-laki menurunkan sarungnya melebihi mata kaki (Isbal) dalam shalat 154
14. Shalat dengan baju disingsingkan 155
15. Shalat dengan baju yang dicelup warna kuning 156
16. Laki-laki shalat dengan kepala terbuka 156
17. Sujud diatas tanah Karbala’ 157
18. Melafazhkan niat ketika hendak memulai shalat 157
19. Tidak menggerakkan lidah ketika mengucapkan bacaan dan doa dalam shalat Sirriyah 157
20. Tidak menggunakan Sutrah 158
21. Tidak mengangkat kedua tangan saat Takbiratul Ihram 158
22. Melapaskan kedua tangan dan tidak bersedekap saat berdiri 159
23. Meletakkan kedua tangan disisi kiri 159
24. Bertolak pinggang (Ikhtisar) dalam shalat 160
25. Menoleh ketika shalat tanpa keperluan 160
26. Menatap ke arah langit saat shalat 161
27. Tidak menahan menguap dalam shalat 162
28. Tidak membaca doa Iftitah dalam shalat 162
29. Tidak membaca Ta’awudz 162
30. Imam membaca Al-Qur’an sesuai urutan Mushaf 163
31. Menyalahkan Imam apabila menyelisihi urutan Mushaf 164
32. Tidak mengucapkan Takbir ketika hendak sujud Tilawah dalam shalat 164
33. Tidak mengingatkan Imam ketika salah membaca 165
34. Lebih memanjangkan bacaan rakaat kedua daripada rakaat pertama 165
35. Imam memanjangkan shalat hingga memberatkan Makmum 165
36. Mendahulukan Imam yang lebih Tua, meski ada yang Muda bacaannya lebih bagus 166
37. Makmum berdiri di sisi kiri Imam 167
38. Makmum berdiri di kanan Imam dan sedikit ke belakang 167
39. Imam tidak mempedulikan siapa yang berdiri di belakangnya 167
40. Imam tidak meluruskan Shaf 168
41. Imam mengucapkan, “Shalatlah seperti shalat Terakhir” 168
42. Memejamkan kedua mata dalam shalat 169
43. Makmum mengeraskan takbir dan bacaan 169
44. Makmum mengeraskan Takbir dalam Shalat ‘Id 170
45. Makmum berhenti mengikuti Imam tanpa ada alasan 170
46. Berjalan tergesa-gesa saat Iqamat atau menjelang Imam Rukuk agar tidak ketinggalan 170
47. Makmum berbicara kepada Imam agar ia mendapatkan rakaat atau jamaah 171
48. Para makmum masih mengobrol di barisan belakang, padahal shalat hampir dimulai 172
49. Menunaikan shalat sunnah ketika iqamat sudah dikumandangkan 172
50. Tidak mengerjakan shalat pada awal waktu dengan Alibi bekerja itu juga ibadah 172
51. Sibuk membaca doa iftitah hingga Imam rukuk 173
52. Tidak berhenti di tiap-tiap akhir ayat Al-Qur’an 173
53. Ucapan Makmum, “Ista’anna Billah” ketika Imam membaca, “Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in” 173
54. Ucapan Makmum, “Ya Allah ampunilah aku,, orang tuaku…” saat Imam membaca, “Wa Ladh Dhallin” 173
55. Ucapan Makmum “Wa Salamun ‘alal Mursalin, wal Hamdulillahi Rabbil ‘alamin” Usai membaca Amin 174
56. Imam diam antara Al-Fatihah dan bacaan surat 174
57. Selalu memperpendek bacaan setelah Al-Fatihah 175
58. Ucapan Makmum “Shadaqallahul ‘Azhim” pada akhir bacaan Imam 175
59. Ucapan Makmum “Bala wa Ana ‘ala Dzalika Minas Syahidin” 175
60. Tidak merapikan Shaf 176
61. Keyakinan sebagian kaum Muslimin tentang tidak bolehnya mengadakan shalat Jamaah kedua 176
62. Tidak mengerjakan shalat yang telah habis waktunya secara berjamaah 176
63. Shalat Shubuh dengan tidak mengeraskan bacaan setelah Matahari Terbit 177
64. Shalat saat makanan telah dihidangkan atau sambil menahan kencing dan berak 177
65. Orang yang datang terlambat menarik seseorang dari shaf depan agar berdiri disampingnya 178
66. Para makmum memulai Shaf dari sisi kanan 179
67. Tidak Tumakninah saat rukuk 179
68. Membaca Al-Qur’an dalam Rukuk dan Sujud 179
69. Tidak menyamakan durasi Rukuk dan Sujud 179
70. Mengangkat kedua tangan seperti dalam doa saat bangkit dari rukuk 180
71. Banyak bergerak dalam shalat tanpa ada keperluan 180
72. Meletakkan lengan bawah di atas lantai ketika sujud 180
73. Menempelkkan lengan atas ke Lambung saat sujud 181
74. Menumpangkan satu telapak kaki ditelapak kaki yanglain saat sujud 181
75. Bersandar dengan tangan kiri ketika duduk 182
76. Tidak duduk istirahat pada akhir setiap rakaat yang diikuti berdiri 182
77. Imam memanjangkan dan mengubah nada suara takbir untuk Tasyahud Awal dan Akhir 182
78. Tidak mempraktikkan cara duduk Tasyahud Awal dan Akhir yang benar 182
79. Menambahkan kata “Sayyidina” dalam shalawat Ibrahim 183
80. Mengangguk-anggukkan kepala saat salam 183
81. Berisyarat dengan telapak tangan saat salam ke arah Kanan dan Kiri 183
82. Ucapan saat salam, “Aku memohon Surga kepada-Mu dan Aku memohon keselamatan dari Neraka” 184
83. Kesalahan sebagian Makmum dalam pengucapan “Amin” 184
84. Mengangkat tangan saat Imam membaca, “Wa Ladh Dhallin” 184
85. Mengangkat kepala saat mengucapkan “Amin” 185
86. Mendahului Imam atau melakukan gerakan bersamaan dengan Imam 185
87. Tidak membaca doa rukuk 185
88. Tidak membaca doa I’tidal 186
89. Menambahkan kata “Was Syukru” setelah “Rabbana Lakal Hamdu” 187
90. Tidak Tumakninah saat I’tidal 187
91. Selalu membaca doa Qunut setelah rukuk pada rakaat kedua dalam shalat Shubuh 187
92. Mengusap wajah dengan dua tangan setelah berdoa 188
93. Makmum sudah sujud ketika Imam belum meletakkan Dahinya di atas Lantai 189
94. Tidak Tumakninah saat sujud 189
95. Tidak berdoa ketika sujud 189
96. Mengangkat sesuatu untuk sujud bagi orang yang sakit 190
97. Tidak duduk diantara dua sujud dan tidak Tumakninah 190
98. Doa dalam sujud sahwi “Subhana Man La Yashu wa La Yanam” 190
99. Tidak berisyarat saat Tasyahud 191
100. Tidak mengucapkan doa yang diriwayatkan setelah Tasyahud 192
101. Mengulang-ulang Al-Fatihah 192
102. Meyakini penyebab Imam lupa karena ada Makmum yang tidak bersuci dengan baik 193
103. Ucapan sebagian orang di awal Tasyahud “Bismillah” atau kata “At-Tasyahud” 193
104. Menggabungkan beberapa doa Tasyahud 193
105. Berisyarat dengan jari telunjuk saat duduk diantara dua sujud 194
106. Menambahkan satu atau dua sujud setelah shalat 194
107. Menutup shalat dengan doa bersama dan suara keras 194
108. Berdzikir dengan biji Tasbih 194
109. Menengadahkan kedua tangan untuk berdoa setelah shalat 194
110. Berjabat tangan setelah shalat 195
111. Ucapan seseorang kepada orang disampingnya “Haraman” atau “Taqabbalallah” 195
112. Jarang menunaikan shalat Rawatib dan shalat-shalat sunnah lainnya 195
113. Berpindah tempat untuk shalat sunnah 195
114. Membiarkan anak menangis, sehingga mengganggu kekhusyukan shalat 196
115. Keyakinan bahwa shalat diatas loteng tidak sah 196
116. Tidak mengucapkan dzikir-dzikir setelah shalat 196
117. Ucapan orang setelah beristghfar secara berjamaah, “Ya Arhamar Rahimin, Irhamna” 196
118. Menyambung shalat sunnah dengan shalat wajib tanpa ada jeda waktu 196
119. Membaca Al-Fatihah setelah shalat demi menambah kemuliaan Nabi SAW 197
120. Memutar-mutar telapak tangan kanan dalam keadaan terbuka diatas kepala setelah salam 197
121. Membaca tiga ayat dari surat Ali ‘Imran selepas salam 198
122. Membaca ayat “Innallaha wa Malaikatahu…” setelah salam 198
123. Membaca “Khatmul Kabir dan Khatmus Shaghir” 198
124. Dzikir-dzikir yang diucapkan setiap selesai dari dua rakaat shalat tarawih 198
125. Menyeru shalat tarawih dengan ucapan “Shalatul Qiyam Atsabakumullah” 199
126. Lewat di depan orang yang shalat 199
127. Tidak mengqashar shalat saat bepergian 200
ٌReview Buku Jangan Biarkan Shalat Anda Sia sia – Abu Ubaidah Al Walid bin Muhammad – Penerbit Qiblatuna
Author: Google+ by Toko Buku Islam Online Terpercaya
Kunjungi channel kami di Wisata Buku Online
Incoming search terms:
- allahumma jaalna muflihin artinya
- https://wisatabuku com/jangan-biarkan-shalat-anda-sia-sia/
Tinggalkan Balasan